1.3 Sistem
Ekonomi Sosialisme
Sistem ekonomi sosialis merupakan bentuk resistensi dari
sistem ekonomi kapitalis yang dituding sebagai penyebab tidak tercapainya
kesejahteraan yang merata. Ia adalah kebalikan dari sistem ekonomi kapitalis
yang sepenuhnya menyerahkan siklus ekonomi pada mekanisme pasar yang berkembang.
Sedangkan dalam sistem ekonomi sosialis, Pemerintah mempunyai andil besar dalam
mengatur roda perekonomian di sebuah negara. Mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai pengawasan terhadap rantai perekonomian masyarakat.
Penganut kedua sistem ini sama-sama mengklaim bahwa salah
satu sistem lebih baik dari yang lain, membuat rivalitas antar sistem ini
menjalar ke berbagai aspek kehidupan lainnya, mulai dari politik, sosial,
budaya sampai pada gilirannya berubah menjadi sebuah ideologi yang menjadi pedoman
dan spirit dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pandangan sosialis mulai nampak pada abad ke sembilan
belas, mereka telah mati-matian memerangi pandangan-pandangan ekonomi
kapitalis. Munculnya sosialisme adalah akibat kedzaliman yang diderita
masyarakat karena sistem ekonomi kapitalis serta beberapa kekeliruan yang
terjadi di dalamnya.
Selanjutnya, Sistem ekonomi sosialis mengikuti tiga
prinsip yang berbeda dengan sistem ekonomi sebelumnya yaitu :
Pertama, Mewujudkan kesamaan secara riil.
Kedua, Menghapus kepemilikan individu sama sekali atau
sebagian saja.
Ketiga, Mengatur produksi dan distribusi secara kolektif.
Sejarah Sistem Ekonomi Sosialis
Eropa baru saja menyelesaikan ‘perang’ antara kapitalisme
dan rezim feodalisme. Sebelumnya, sejarah masyarakat eropa lebih didominasi
oleh kaum bangsawan dan feodal. Kelas masyarakat inilah yang telah lama
menancapkan kuku penjajahannya pada masyarakat bawah. Namun, setelah sekian
lama tertindas, akhirnya lahirlah kekuatan baru bernama kaum kapitalis yang
berusaha meruntuhkan otoritarianisme kaum feodal. Hal ini ditandai dengan
lahirnya Renaisance di eropa. Era ini menandai lepasnya masyarakat eropa dari
‘zaman kegelapan’ yang lebih didominasi oleh kaum feodal.
Era pencerahan dimulai dengan ditemukannya mesin cetak
oleh Johan Guttenberg pada abad ke-15 M. Hadirnya mesin cetak ini mampu merubah
kondisi sosial-budaya masyarakat eropa saat itu, terutama dalam produksi.
Dengan mesin cetak, produksi buku akhirnya bisa dilakukan secara massal, setelah
sebelumnya bersifat manual menggunakan tangan atau menulis di atas batu. Pola
manual ini jelas sangat melelahkan dan tidak efektif untuk meningkatkan
produksi tulisan.
Ditemukannya mesin cetak ini merupakan fenomena
revolusioner yang mampu mendobrak kebutuhan bahan produksi selama berabad-abad.
Mesin cetak adalah faktor utama terjadinya akselerasi peningkatan produksi buku
dan bacaan. Fenomena ini berimplikasi pada lahirnya era komunikasi. Dengan
banyaknya kuantitas buku yang dicetak, semua orang terpicu untuk saling tukar
ide dan pikiran.
Maraknya diskusi dan pertukaran ide ini ternyata membawa
akibat fatal terhadap rezim bangsawan. Budaya kritis masyarakat semakin
terasah, sehingga mampu membongkar segala macam kebusukan dan kebobrokan kaum
feodal, sekaligus meruntuhkan mitos surgawi yang diwartakan para raja. Revolusi
teknologi itulah yang akhirnya menjadi titik tolak terjadinya
perubahan-perubahan di masyarakat. Fakta yang lebih jelas sebagai konsekuensi
munculnya revolusi teknologi ini melahirkan apa yang dinamakan dengan Engels
Revolusi Industri, yaitu terjadinya perubahan mendasar dari sistem pertanian ke
sistem perindustrian. Ketika revolusi industri terjadi, selanjutnya diikuti
dengan lahirnya revolusi sosial, salah satunya adalah Revolusi Perancis.
Penindasan terhadap kaum buruh oleh kaum Borjuis inilah yang mampu mendorong
para pemikir untuk berupaya melahirkan sistem baru yang mampu mengangkat
keterpurukan kaum proletarian dari penindasan kaum kapital. Salah satu tokoh
yang peduli dengan nasib kaum buruh pada waktu itu adalah Karl Marx yang
menawarkan konsep sistem ekonomi sosialis.
Sistem masyarakat yang ada pada masa Karl Marx,
sebenarnya merupakan akibat dari kondisi ekonomi, dimana perubahan-perubahan
yang dialami sistem tersebut semata-mata bisa dikembalikan kepada satu sebab,
yaitu perjuangan kelas (class struggle) dalam rangka memperbaiki kondisi
kelas tersebut secara materi. Sejarah telah menceritakan kepada kita, bahwa
perjuangan ini ketika itu selalu berakhir dengan satu bentuk, yaitu menangnya
kelas yang lebih dominan jumlahnya dan lebih jelek kondisinya atas kelas
orang-orang kaya dan kelas yang jumlahnya lebih sedikit. Inilah yang kemudian
disebut dengan hukum Dialektika Sosial. Dimana, hukum ini masih bisa berlaku
untuk masa-masa mendatang, sebagaimana hukum ini sebelumnya pernah terjadi.
Ekonomi sosialis memiliki beberapa prinsip dasar.
Diantaranya adalah otoritas suatu negara untuk menguasai semua aset masyarakat.
Di sini regulasi seputar ekonomi serta kepemilikan harta dilakukan oleh
pemerintah. Prinsip lain adalah keseteraan ekonomi. Maksudnya, masyarakat tidak
bekerja untuk pribadi, mereka hanyalah pegawai pemerintah yang gajinya berasal
dari keringat mereka sendiri. Prinsip lainnya adalah tentang disiplin politik.
Di negara yang menganut sistem ekonomi sosialis, parlemen sebagai lembaga yang
berhak membuat konstitusi dan regulasi dikuasai oleh kaum proletarian atau kaum
buruh. Mereka ditempatkan oleh partai-partai guna membuat regulasi yang
cenderung berpihak pada kaum buruh sebagai representasi kaum sosialis.
Sistem
Perekonomian / Tata Ekonomi Sosialisme
Sosialisme adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya.
Dalam sistem ekonomi sosialisme atau sosialis, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran terhadap harga dan kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat.
Sosialisme adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya.
Dalam sistem ekonomi sosialisme atau sosialis, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran terhadap harga dan kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat.
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Sosialis
Dalam praktiknya, sebuah sistem ekonomi yang diterapkan
guna mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat tidak
lepas dari dua sisi yang bertolak belakang, yaitu kelebihan dan kekurangannya.
Demikian juga dalam sistemekonomi sosialis. Diantara kelebihan sistem ekonomi
sosialis adalah disediakannya kebutuhan pokok bagi masyarakat, hal itu
didasarkan perencanaan negara, dan semua hasil produksi akan dikelola oleh
negara.
Sedangkan kekurangan sistem ekonomi sosialis antara lain;
kebebasan ekonomi yang terbatas, hak dan kemampuan individu kurang dihargai,
menurunnya semangat dan gairah untuk berkreasi dan berinovasi, pemerintah
cenderung bersikap otoriter, dan terabaikannya pendidikan moral masyarakat.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar