LAJU
PERTUMBUHAN EKONOMI
Data yang digunakan adalah data sekunder dari Badan Pusat
Statistik (BPS) yang meliputi Produk Domestik. Regional Bruto (PDRB) atas
dasar harga berlaku dan harga konstan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di
suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun
atas dasar harga konstan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi
pada suatu daerah.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan,
sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan
jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun
tertentu sebagai tahun dasar. PDRB menurut harga berlaku digunakan untuk
mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran, dan struktur ekonomi
suatu daerah. Sementara itu, PDRB konstan digunakan untuk mengetahui
pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi
yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga.
PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahui perubahan harga
dengan menghitung deflator PDRB (perubahan indeks implisit). Indeks harga
implisit merupakan rasio antara PDRB menurut harga berlaku dan PDRB menurut
harga konstan.
Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto secara konseptual
menggunakan tiga macam pendekatan, yaitu: pendekatan produksi, pendekatan
pengeluaran dan pendekatan pendapatan.
1. Pendekatan Produksi : Produk Domestik Regional Bruto adalah
jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi di wilayah suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun). Unit-unit produksi dalam penyajian ini dikelompokkan dalam 9 lapangan
usaha (sektor), yaitu:
1. pertanian, peternakan,
kehutanan dan perikanan,
2. pertambangan dan
penggalian,
3. industri pengolahan,
listrik, gas dan
air bersih,
4. konstruksi, perdagangan,
5. hotel dan restoran,
6. pengangkutan dan
komunikasi,
7. keuangan,
8. real estate dan jasa perusahaan,
9. jasa-jasa (termasuk jasa
pemerintah).
2. Pendekatan Pengeluaran : Produk Domestik Regional Bruto
adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari :
1. Pengeluaran konsumsi
rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba,
2. konsumsi pemerintah,
3. pembentukan modal tetap
domestik bruto,
4. perubahan inventori dan
5. ekspor neto (merupakan
ekspor dikurangi impor).
3. Pendekatan Pendapatan : Produk Domestik Regional Bruto
merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut
serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa
tanah, bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan
dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup juga penyusutan
dan pajak tidak langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).
Produk Domestik Regional Neto (PDRN) merupakan Produk Domestik
Regional Bruto yang dikurangi penyusutan barang-barang modal yang terjadi
selama proses produksi atau adanya pajak tidak langsung yang dipungut
pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit
produksi.Pendapatan Regional merupakan PDRN dikurangi dengan pendapatan yang
mengalir ke luar dan ditambah dengan pendapatan yang mengalir ke dalam daerah.
Ekspor barang dan impor merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa antara
penduduk daerah dengan penduduk daerah lain.
PDRB menurut lapangan usaha dikelompokkan dalam 9 sektor ekonomi sesuai
dengan International Standard
Industrial Classification of All
Economic Activities (ISIC) sebagai berikut:
1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
a. Subsektor Tanaman bahan makanan
b. Subsektor Tanaman perkebunan
c. Subsektor Peternakan
d. Subsektor Kehutanan
e. Subsektor Perikanan
b. Subsektor Tanaman perkebunan
c. Subsektor Peternakan
d. Subsektor Kehutanan
e. Subsektor Perikanan
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
a. Subsektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
b. Subsektor Pertambangan Bukan Migas
c. Subsektor Penggalian
b. Subsektor Pertambangan Bukan Migas
c. Subsektor Penggalian
3. Sektor Industri Pengolahan
a. Subsektor Industri Migas
- Pengilangan Minyak Bumi
- Gas Alam Cair (LNG)
b. Subsektor Industri Bukan Migas
- Pengilangan Minyak Bumi
- Gas Alam Cair (LNG)
b. Subsektor Industri Bukan Migas
4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih
a. Subsektor Listrik
b. Subsektor Gas
c. Subsektor Air Bersih
a. Subsektor Listrik
b. Subsektor Gas
c. Subsektor Air Bersih
5. Sektor Konstruksi
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran
b. Subsektor Hotel
c. Subsektor Restoran
a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran
b. Subsektor Hotel
c. Subsektor Restoran
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
a. Subsektor Pengangkutan
- Angkutan Rel
- Angkutan Jalan Raya
- Angkutan Laut
- Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
- Angkutan Udara
- Jasa Penunjang Angkutan
a. Subsektor Pengangkutan
- Angkutan Rel
- Angkutan Jalan Raya
- Angkutan Laut
- Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
- Angkutan Udara
- Jasa Penunjang Angkutan
b. Subsektor Komunikasi
8. Sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
a. Subsektor Bank
b. Subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank
c. Subsektor Jasa Penunjang Keuangan
d. Subsektor Real Estate
e. Subsektor Jasa Perusahaan
b. Subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank
c. Subsektor Jasa Penunjang Keuangan
d. Subsektor Real Estate
e. Subsektor Jasa Perusahaan
9. Jasa-Jasa
a. Subsektor Pemerintahan Umum
b. Subsektor Swasta
- Jasa Sosial Kemasyarakatan
- Jasa Hiburan dan Rekreasi
- Jasa Perorangan dan Rumah Tangga
Sementara itu, PDRB berdasarkan penggunaan dikelompokkan dalam 6
komponen yaitu:
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, mencakup semua pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa dikurangi dengan penjualan neto barang bekas dan sisa yang dilakukan rumah tangga selama setahun.
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, mencakup semua pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa dikurangi dengan penjualan neto barang bekas dan sisa yang dilakukan rumah tangga selama setahun.
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, mencakup pengeluaran untuk
belanja pegawai, penyusutan dan belanja barang pemerintah daerah, tidak
termasuk penerimaan dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan.
3. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto, mencakup pembuatan
dan pembelian barang-barang modal baru dari dalam daerah dan barang modal bekas
atau baru dari luar daerah. Metode yang dipakai adalah pendekatan arus barang.
4. Perubahan Inventori. Perubahan stok dihitung dari PDRB hasil
penjumlahan nilai tambah bruto sektoral dikurangi komponen permintaan akhir
lainnya.
5. Ekspor Barang dan Jasa. Ekspor barang dinilai menurut harga free on board (fob).
6. Impor Barang dan Jasa. Impor barang dinilai menurut cost insurance freight (cif).
Data yang digunakan ini berupa data deret waktu (series) dari
Tahun 1, Tahun 2, Tahun 3 dan
Tahun 4.
Laju pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat diukur dengan menggunakan laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).Berikut ini adalah rumus untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2007):
G = Laju pertumbuhan ekonomi
PDRB1 = PDRB ADHK pada suatu tahun
PDRB0 = PDRB ADHK pada tahun sebelumnya
PDRB1 = PDRB ADHK pada suatu tahun
PDRB0 = PDRB ADHK pada tahun sebelumnya
PDRB juga dapat digunakan dalam melihat struktur ekonomi dari
suatu wilayah. Struktur ekonomi digunakan untuk menunjukkan peran sektor-sektor
ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan mempunyai kedudukan
paling atas dalam struktur tersebut dan akan menjadi ciri khas dari suatu
perekonomian. Struktur ekonomi merupakan rasio antara PDRB suatu sektor ekonomi
pada suatu tahun dengan total PDRB tahun yang sama. Strukturekonomi dinyatakan
dalam persentase. Penghitungan struktur ekonomi adalah sebagai berikut:
dimana:
PDRB sektor it = nilai PDRB sektor i pada tahun t
Total PDRBt = nilai total PDRB pada tahun t
http://merlinsanjaya.blogspot.com/2014/05/laju-pertumbuhan-ekonomi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar